Sabtu, Desember 2, 2023
Lainnya
    Tips & TrikJangan Tunggu Putus di Jalan, Perhatikan Kondisi V-Belt Motormu Sekarang!

    Jangan Tunggu Putus di Jalan, Perhatikan Kondisi V-Belt Motormu Sekarang!

    Berbeda dengan motor bebek lawas, motor matic tidak lagi menggunakan rantai, melainkan sabuk khusus yang dikenal dengan nama v-belt atau fan belt.

    News.OLX – Sebelum ada motor matic di pasar otomotif Tanah Air, motor yang umumnya digunakan di Indonesia adalah motor bebek dengan persneling dan rantai. Namun saat ini, banyak orang yang beralih menggunakan motor matic karena cenderung lebih mudah dikendarai.

    Peran v-belt kurang lebih sama dengan rantai pada motor gigi, yakni berfungsi sebagai pengantar sekaligus jembatan tenaga yang berasal dari mesin menuju roda belakang. Sehingga tanpa adanya komponen ini, kendaraan tidak akan bisa berjalan. 

    Baca juga: Penyebab Karburator Motor Banjir dan Cara Mengatasinya

    Salah satu masalah yang kerap dialami v-belt adalah keausan yang dapat membuatnya putus. Jika hal tersebut terjadi pada motor kamu dan tidak segera diatasi, maka bersiaplah mengalami berbagai dampak buruk. 

    Untuk itu, yuk ketahui ciri-ciri, dampak, dan cara mengatasi v-belt motor yang putus!

    Ciri-ciri v-belt bermasalah

    Saat v-belt sudah mulai bermasalah, tanda pertama yang sering terjadi adalah munculnya suara berdecit pada bagian transmisi CVT-nya. Bunyi tersebut rata-rata akan terdengar saat motor matic baru akan berjalan. 

    Lalu, performa dan kecepatan motor menurun drastis, padahal pada speedometer menunjukkan garis tinggi. Dan saat kamu kendarai ada tarikan tersendat saat gas rendah menuju tinggi atau dari posisi mati ke posisi jalan. 

    Komponen v-belt motor kamu juga bisa dilihat  masih layak digunakan atau tidak dengan melihat kondisi fisiknya secara detail. Jika terdapat retakan pada komponen tersebut artinya v-belt beresiko putus dan harus segera diganti.

    Kamu juga bisa mengecek kondisi kawat yang ada di bagian samping. Komponen v-belt yang baik memiliki kondisi kawat yang masih terlihat prima. Sedangkan jika sudah terlihat berkarat, risiko putusnya pun jauh lebih besar. 

    Baca juga: Cara Merawat Ban Tubeless Motor, Bisa Bikin Lebih Awet

    Dan v-belt disarankan untuk segera diganti jika sudah digunakan berkendara lebih dari 25 ribu kilometer. Usahakan jangan membiarkan v-belt melebihi dari batas jarak tempuh. Karena membuat tarikan gas motor menjadi lebih berat.

    Selain itu v-belt yang dipaksa berkendara setelah melebihi usia pakainya juga sangat rawan mengalami keretakan, aus atau bahkan putus sewaktu-waktu selama di jalan. Akibatnya dapat berbahaya bagi keselamatan kamu saat di jalan.

    Efek dari putusnya v-belt

    Ketika v-belt putus maka motor akan kehilangan tenaga laju karena tidak ada pengantar tenaga dan penghubung pulley bagian depan dengan belakang. Sehingga motor bisa tiba-tiba berhenti di tengah jalan. Fatal akibatnya jika dibiarkan bahkan bisa menyebabkan kecelakaan.

    Efek lain yang ditimbulkan juga ketika v-belt putus adalah putusnya v-belt akan mempengaruhi performa komponen-komponen lain pada sistem transmisi CVT. 

    v belt 2

    Cara menangani v-belt yang putus

    Seperti halnya rantai pada motor 2 atau 4 tak, v-belt juga memiliki usia tersendiri. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, usia dari v-belt yang paling maksimal ketika motor matic tersebut sudah menempuh jarak 25 sampai 30 ribu kilometer atau sekitar 2 tahun lamanya.

    Baca juga: Ini Dampak Buruk Membiarkan Oli Motor Rembes

    Sebelum jarak tersebut, sebaiknya kamu melakukan penggantian pada v-belt untuk menghindari putus dan menjaga kinerja komponen lain. 

    Jika akhirnya kamu mendapatkan v-belt putus di jalan, secepatnya kamu menepikan kendaraan kamu dan mendatangi bengkel terdekat atau menghubungi service dealer motor kamu

    Cari motor matik bekas incaranmu di OLX Member of ASTRA. Download aplikasinya di Play Store dan App Store.

    Populer
    GIIAS 2023
    Reka Harnis
    Reka Harnis
    Passionate about turning ideas into engaging, informative, and SEO-friendly content.
    Berita Terkait