Selasa, Mei 7, 2024
Lainnya
    BeritaIndonesia Berpeluang Sebagai Basis Produksi BMW dan Mercedes-Benz

    Indonesia Berpeluang Sebagai Basis Produksi BMW dan Mercedes-Benz

    Indonesia berpeluang menjadi tempat dibangunnya ekosistem pengembangan mobil-mobil premium sekelas BMW dan Mercedes-Benz. Bahkan, mobil-mobil yang dibuat berkesempatan di ekspor ke Australia.

    Kabar ini pun disampaikan Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang yang bertemu dengan para petinggi BMW dan Mercedes-Benz saat melakukan kunjungan kerja ke Munich, Jerman. Menurut Agus, peluang investasi di Tanah air bagi produsen kendaraan kelas premium dari Eropa, termasuk potensi Indonesia sebagai basis pengembangan mobil berbasis fuel cell

    “BMW telah menyatakan minatnya untuk membangun ekosistem tersebut di Indonesia. Mercedes-Benz juga bersedia bekerja sama dan sedang mengeksplorasi peluang ekspor kendaraan ke Australia dan ASEAN, rencananya mereka akan menjadikan Indonesia sebagai hub produksi,” ungkap Agus dalam keterangannya.

    Menurut Agus, sangat penting untuk investor berinvestasi di Indonesia. Hal ini karena di masa depan akan terjadi peningkatan demand Electric Vehicle (EV) di dunia. Termasuk pengembangan komponen utama untuk EV seperti baterai, motor elektrik, dan inverter, yang akan dilakukan di Indonesia.

    Tidak hanya itu, kesempatan Indonesia sebagai basis produksi otomotif dan telah melakukan ekspor ke sejumlah negara di dunia, menjadi modal agar bisa dijual juga ke Australia.

    Belum lagi, Indonesia-Australia telah menjalin hubungan bilateral dengan melakukan penandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang sudah berlaku sejak 5 Juli 2020.

    Nah, dengan adanya kesepakatan Indonesia-Australia, munculah penghapusan tarif perdagangan kendaraan (Completely Built Up) CBU menjadi 0 persen bagi mobil penumpang yang diproduksi di Indonesia untuk diekspor ke Australia.

    Untuk itu, Menperin menawarkan kepada produsen mobil dari Jerman agar dapat menjadikan Indonesia sebagai production base kendaraan bermotor yang diekspor ke Australia.

     “Selain itu, mobil asal Jerman seperti BMW dan Mercedes-Benz merupakan merek premium yang paling populer di Australia pada tahun 2020,” ujar Agus.

    Gayung bersambut, Agus menyatakan, terkait ketertarikan untuk menjadikan Indonesia sebagai hub produksi kendaraan yang diekspor ke Australia, saat ini Mercedes-Benz sedang mengkalkulasi value chain dalam rencana produksi. Selain itu, perusahaan tersebut juga sedang mempelajari terkait biaya manufaktur, biaya logistik, regulasi, persyaratan teknologi, tarif pajak, serta hal-hal terkait lainnya.

    “Namun, intinya mereka support dan mereka sedang menyiapkan diri untuk rencana membuka pasar ke Australia,” jelas Agus.          

    Agus menyebut, pertumbuhan mobil di kelas menengah di Tanah Air cukup pesat, namun rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih relatif rendah, yaitu 99 mobil per 1.000 orang, sehingga berpeluang menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar produk otomotif di ASEAN.

    “Hal ini tentunya menjadi peluang bagi pengembangan industrialisasi hemat energi dan kendaraan bermotor yang ramah lingkungan sesuai dengan tren global,” paparnya.

    Pemerintah Mempermudah Pengembangan Industri Otomotif di Indonesia

    Menperin menyampaikan, upaya mengembangkan industri otomotif di Tanah Air, akan dipermudah. Sebab Indonesia memiliki beberapa regulasi seperti Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23 Tahun 2021 tentang Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih.

    Aturan ini semakin memberikan memberikan kepastian hukum dan menarik lebih banyak investasi, termasuk untuk produsen kendaraan Eropa.

    “Pengujian emisi CO2 dan konsumsi bahan bakar di Indonesia juga sudah berdasarkan standar internasional,” imbuhnya.

    Belum lagi, kesiapan Indonesia memasuki era kendaraan listrik, dibuktikan melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan.

    Serta, telah diterapkannya peta jalan pengembangan kendaraan listrik melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 tahun 2020.

    Selain itu, terdapat utilisasi pelabuhan logistik berikat (PLB) sebagai tempat konsolidasi untuk kendaraan Completely Knock Down (CKD) dan Incompletely Knock Down (IKD) yang berasal dari multi sumber atau multi shipment.

    Pemerintah juga melakukan penyederhanaan persyaratan skema impor CKD dan IKD,” ujarnya.

    Indonesia juga memiliki arti penting sebagai lokasi tujuan investasi dari Eropa, di antaranya terkait emission trading system, atau instrumen kebijakan di Uni Eropa yang mengatur batasan emisi yang diperbolehkan.

    “Dalam waktu dekat Indonesia akan segera mempunyai regulasi terkait valuasi harga karbon dan emission trading system, sehingga dapat digunakan sebagai kompensasi dalam carbon offset pabrik-pabrik Mercedes-Benz di Uni Eropa yang akhirnya dapat mengurangi biaya carbon,” paparnya.

    Produksi otomotif di Indonesia

    Diketahui, industri otomotif di Tanah Air tumbuh 45,7 persen di triwulan II-2021. Saat ini terdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan nilai investasi Rp71,35 Triliun dan kapasitas produksi 2,35 juta unit per tahun.

    “Industri industri otomotif mampu mempekerjakan lebih dari 38 ribu pekerja langsung, dan sekitar 1,5 juta orang di sepanjang rantai nilai industri,” tuturnya.

    BMW Indonesia sendiri bersama mitra lokalnya PT Tjahja Sakti Motor memiliki pabrikan untuk sekitar sembilan model mobil penumpang, dengan kinerja produksi pada tahun 2020 sebanyak 1.470 unit, dan Januari hingga September 2021 sebanyak 1.152 unit.

    Sementara itu, Mercedes-Benz Indonesia (PT MBI) memproduksi sekitar delapan model mobil penumpang, dengan performa produksi pada 2020 sebanyak 457 unit, dan Januari hingga September 2021 sebanyak 224 unit.

     

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait