Jumat, Mei 3, 2024
Lainnya
    Tak BerkategoriRifat Sungkar: Tolong Jangan Campur BBM Oktan Tinggi dan Rendah, Ini Alasannya

    Rifat Sungkar: Tolong Jangan Campur BBM Oktan Tinggi dan Rendah, Ini Alasannya

    Mengisi bahan bakar minyak (BBM) pada sebuah kendaraan memang sangat disarankan mengikuti instruksi yang diinformasikan dealer, seperti melalui catatan pada buku manual.

    Setidaknya dengan mengisi BBM seperti yang direkomendasikan pabrikan, OLXer akan merasakan bahwa performa mobil yang digunakan jarang mengalami masalah, khususnya pada saat proses pembakaran pada mesin.

    Belum lagi, penggunaan BBM tak sesuai spesifikasi bisa membuat mesin kendaraan justru menghasilkan emisi gas buang yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 20/Setjen/Kum.1/3/2017 tanggal 10 Maret 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O.

    Bahkan menurut pereli nasional, Rifat Sungkar, meski sebuah kendaran yang menggunakan oktan lebih rendah masih dapat melaju, namun hal tersebut tentu akan beresiko.

    “Bahwa risiko yang dihadapi untuk (konsumsi) bahan bakar lebih rendah ini bukan hanya knocking, tapi juga bisa merusak ruang bakar, bisa merusak piston,” ungkap Rifat saat diskusi virtual bersama Mitsubishi beberapa waktu lalu.

    Lantas bagaimana jika mengisi BBM dengan cara dioplos, seperti mencampurnya?

    “Dicampur boleh apa nggak, untuk keadaan emergency boleh saja, selama oktannya sama,” ucap Rifat yang juga menjadi brand Ambassador Mitsubishi Indonesia.

    Ilustrasi konsumen berteriak karena harga BBM mahal shutterstock_221641705
    Ilustrasi konsumen berteriak karena harga BBM semakin mahal. (shutterstock)

    Rifat sendiri tak menampik, bahwa hingga saat ini sifat dasar manusia untuk mendapatkan efisiensi dalam operasional, kerap menggunakan bahan bakar yang kualitasnya lebih rendah.

    Lebih lanjut Rifat mengatakan, beberapa kasus ditemukan dimana pengemudi kebingungan saat kehabisan BBM. Hal ini karena mereka tidak menemukan SPBU yang biasa dijadikan untuk mengisi BBM.

    Maka jika ini terjadi, Rifat sangat melarang pengemudi mencampur BBM beroktan tinggi dengan oktan rendah.

    “Ini yang nggak baik, karena struktur molekul dari konstruksi mineral dan juga chemical BBM kan berbeda. Bukan hanya oktan ya, tapi juga tingkat oksidasi oksigen dan oktan booster yang ada di dalamnya dan beberapa kimia lagi itu nggak sesuai, ”ucapnya.

    “Sekarang mobil itu diatur dengan ECU, dia harus berpikir panjang untuk menyesuaikan dua jenis bahan bakar ini. Jadi tolong kalau bisa jangan dicampur yang oktannya berbeda-beda,” sambung Rifat sembari menutup percakapan.

     

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait