Senin, April 29, 2024
Lainnya
    BeritaAlasan Bus Tingkat Tak Cocok Dipasang Fasilitas Tempat Tidur

    Alasan Bus Tingkat Tak Cocok Dipasang Fasilitas Tempat Tidur

    Perhelatan otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 memang telah berakhir. Namun ajang tahunan tersebut masih meninggalkan banyak kenangan khususnya soal kendaraan yang cukup menakjubkan bagi pengunjung.

    Dari sekian banyak kendaraan, ada yang menarik perhatian yaitu di booth kendaraan komersial, salah satunya ditempati karoseri CV Laksana, yang memboyong salah satu Line Up terbaru berupa Super High Deck (SHD) dan diberi nama SR2 Suites Class.

    Bus tersebut mampu menyedot perhatian pengunjung GIIAS 2019, dan untuk melihat kabinnya harus antri. Bagaimana tidak, hal ini dikarenakan SR2 Suites Class mengusung konsep Sleeper Bus. Konsep ini, pada dasarnya hadir dengan fasilitas yang nyaman layaknya berada dalam pesawat kelas bisnis.

    Posisi penumpang bisa selonjoran selama perjalanan. 

    Sebab, tempat duduknya tak seperti biasa, melainkan kaki penumpang bisa selonjoran atau persis seperti posisi tidur. Belum sampai disitu, penumpang juga dimanjakan karena tempat tidurnya dilapisi material kulit dan bahan yang halus, serta gorden sehingga memberikan kesan lebih privasi.

    Tak cuma itu, bus milik PO Sinar Jaya ini juga dilengkapi berbagai fitur menarik, termasuk TV dengan berbagai channel, socket USB untuk pengisian daya Handphone, serta lampu baca. Bahkan fasilitas umum yang ada di dalam bus ini termasuk keberadaan toilet dan dispenser.

    Hanya saja, konsep Sleeper Bus ini tak bisa mengangkut banyak penumpang seperti pada umumnya. Lantas apakah bus tingkat atau Double Decker bisa dipasangkan fasilitas tempat tidur seperti SR2 Suites Class? Tentunya hal itu agar bisa menampung lebih banyak penumpang.

    Nah ternyata, menurut Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan, bus Double Decker kurang tepat dipasang fasilitas tempat tidur, karena besar kemungkinan akan terasa Bumpy.

    “Jadi penumpang tidak nyaman, dikarenakan Center OF Gravity yang ditimbulkan besar. Terlebih penggunaan bus Double Decker minimal harus menggunakan sasis bus premium, yang dimana sistem peredam kejutnya Build In Air Suspension (suspensi udara),” jelas Kurnia.

    Lebih lanjut dia menyatakan, untuk membuat penumpang nyaman, hal ini merupakan peran operator bus karena harus memilih sasis dan body yang tepat.

    “Jangan sampai karena sedang tenarnya bus Double Decker dengan sasis bus premium yang nyaman, operator memilih bus itu untuk dijadikan Sleeper Bus. Nantinya malah membuat penumpang merasa tidak nyaman,” terangnya.

    Fasilitas TV pada bus SR2 Suites Class.  

    Kurnia juga mengatakan, saat ini menumpang bus sudah jauh lebih nyaman. Hal ini karena beberapa wilayah di Indonesia memiliki jalan tol panjang seperti tol Trans Jawa dengan kontur jalan lurus.

    Seperti diketahui, bus SR2 Suites Class yang digarap karoseri CV Laksana menggunakan sasis Ladder Frame milik Hino RN285 yang harganya mencapai Rp 900 jutaan.

    Sasis RN285 ini juga dilengkapi Build In Air suspension dan ditunjang dengan Stabilizer serta Double Acting Shock Absorber yang dapat diatur tingkat kelembutan dan kekerasannya.

    Untuk urusan jantung pacu, Hino RN285 sendiri dibenamkan mesin diesel jenis J08E-VT, 4 Langkah Segaris, Common Rail, Turbo Charge Intercooler dan berkubikasi 7.684 cc. Dengan mesin ini tenaga yang dihasilkan mencapai 281 Tk pada 2.500 rpm dan torsi 91 kgm pada 1.500rpm. (End/Her)

    Populer
    GIIAS 2023
    Berita Terkait