News.OLX.co.id – Kebijakan Pemerintah untuk menstimulasi masyarakat dalam melakukan pembelian mobil baru dengan mengeluarkan insentif pajak pembelian atas barang mewah (PPnBM) tentunya sangat positif.
Harga mobil baru yang diproduksi di Tanah Air dengan kandungan lokal 70 persen untuk mobil berkapasitas mesin 1.500 cc ke bawah, dan kandungan lokal 60 persen untuk mesin 2.500 cc ke bawah harganya menjadi lebih murah.
Tapi semurah-murahnya mobil baru tetap saja tidak semua masyarakat mampu untuk membelinya.
Opsi untuk membeli mobil bekas tetap terbuka lebar. Keunggulan membeli mobil bekas adalah soal harganya yang tentu lebih murah dibandingkan dengan mobil baru.
Apalagi dengan kebijakan tersebut banyak mobil bekas yang juga turun harga sehingga lebih murah dibandingkan harga pasaran sebelum adanya kebijakan PPnBM.
Ini memberikan kesempatan lebih besar lagi kepada masyarakat yang menginginkan kendaraan sebagai solusi mobilitas di tengah pandemi yang masih berlangsung sampai saat ini, tapi dengan bajet pas-pasan.
Sekarang tinggal bagaimana skill konsumen dalam mendapatkan mobil bekas dengan kondisi yang masih prima untuk menjamin pengalaman kepemilikan mobil yang menyenangkan dan tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
Kemacetan Bisa Pengaruhi Performa Mesin Mobil
Salah satu bagian penting dari mobil yang harus diperhatikan dengan sangat seksama adalah pada bagian mesin. Apalagi mobil-mobil bekas di kota-kota besar yang kesehariannya selalu identik dengan masalah kemacetan.
Macet merupakan sebuah kondisi yang sangat mempengaruhi performa mesin dari sebuah kendaraan, khususnya mobil. Melahap kondisi stop & go secara terus menerus membuat mesin bekerja ekstra keras.
Ujung-ujungnya suhu mesin jadi semakin panas dan membuat oli di dalam mesin jadi cenderung lebih cair. Nah, konsekuensi dengan oli yang kekentalannya berubah lebih cair adalah terjadinya gesekan antar komponen yang ada di dalam mesin.
Artinya, untuk mencari mobil bekas yang baik tidak melulu harus berpatokan pada angka kilometer jarak tempuhnya. Bisa saja jarak tempuh mobil tersebut rendah tapi selama dipakai beraktivitas selalu melintasi jalur kota yang macet, pulang-pergi rumah ke kantor meskipun jaraknya dekat.
Yang terpenting adalah memastikan mobil bekas tersebut punya riwayat pemeliharaan mesin yang baik oleh pemilik sebelumnya dan juga selalu menggunakan oli mesin yang tepat.
Jika hal ini dilakukan, bisa dijamin usia mesin mobil bisa lebih lama, meski itu mobil bekas sekalipun.
Teknologi Molybdenum dari ENEOS Menjaga Performa Mesin Mobil Baru Maupun Bekas
Menentukan pelumas seperti apa yang cocok untuk mesin kendaraan memang tidak boleh sembarangan. Pemilik mobil harus memastikan jenis dan merek oli yang memang dibutuhkan oleh spesifikasi mesin.
Salah satu yang bisa direkomendasikan adalah ENEOS Molybdenum Asia SAE 10W-40 SN Fully Synthetic yang terbukti memberikan perlindungan maksimal seluruh komponen di dalam mesin.
ENEOS yang merupakan oli nomor 1 di Jepang, memiliki kualitas premium dan dibuat menggunakan base oil dan teknologi aditif canggih, dimana hasil rekayasa dan penelitian untuk pembuatannya dilakukan bersama semua pabrikan otomotif Jepang.
ENEOS Molybdenum Asia SAE 10W-40 SN diformulasikan untuk mobil dengan kapasitas mesin mulai 1.000 – 3.000 cc yang usianya di atas tiga tahun, serta dibuat khusus menyesuaikan iklim cuaca dan kondisi jalan di Indonesia, sehingga dapat memberikan perlindungan kinerja optimal.
Sementara, penggunaan Oli ENEOS Molybdenum baik pada mobil baru maupun mobil bekas dapat membuat mobil lebih irit mengkonsumsi bahan bakar dengan emisi gas buang yang lebih bersih.
Artinya, mesin mobil yang menggunakan oli ENEOS Molybdenum, proses pelumasannya akan berjalan optimal meski setiap hari harus bekerja keras dalam kondisi macet ataupun cuaca yang ekstrim.
Begitu juga saat mobil tidak digunakan dalam waktu yang lama atau saat suhu udara dingin, dengan teknologi Molybendum, oli mesin tetap bisa memberikan performa yang baik.
